Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

Behind the scene : Perjalanan ke Pulau Maratua

Belum pernah menggunakan jasa EO sebelumnya, kali ini aku dan temanku menyerahkan diri ke EO Kakaban Trip untuk jalan-jalan ke kepulauan Derawan pergantian tahun 2012 kemarin. Kenapa bisa memilih Kakaban Trip ? jujur, karena aku kepincut sama foto-fotonya yang bagus dan EO ini menawarkan untuk tinggal di Pulau Maratua. Bukan di Pulau Derawan seperti kebanyakan EO lainnya. Mas Ahmad, salah satu orang dari tim Kakaban Trip sudah memberi kabar untuk menjemput. Karena jadwal kedatanganku dari Bali tidak sama dengan rombongan lain yang berasal dari Jakarta dan Balikpapan. Hujan yang mengguyur Kota Tarakan dari pagi, sedikit membuat khawatir akan mengganggu perjalanan ke Kepulauan Derawan dengan menggunakan speedboat dari pelabuhan Tengkayu. Deg-deg ser.. Tiba di Pelabuhan Tengkayu, hujan masih mengguyur tapi terlihat air surut di pelabuhan. Berarti, siang ini kami tak hanya kejar-kejaran dengan cuaca namun juga pasang-surut air. Tim dari EO benar-benar diuji kelihaiannya mengatur jalan

Tarakan sekilas pandang

Tidak banyak tau mengenai kota Tarakan, membuatku meng- underestimate salah satu kota di Indonesia ini. Siapa sangka kota yang jarang kudengar namanya ini adalah kota yang terletak di sebuah pulau. Siapa sangka pula bahwa bandaranya sudah Internasional! Padahal sebelum tau, aku menganggap Tarakan itu kota kecil yang hanya biasa digunakan sebagai tempat transit saja. Ternyata, Tarakan pernah menjadi salah satu pusat minyak di jaman kolonial! Kota Tarakan terletak di sebuah pulau di wilayah utara Kalimantan Timur. Untuk jalur penerbangan, Bandara Internasional Juwata siap untuk menampung penumpang domestik maupun internasional. Untuk jalur air, ada 4 pelabuhan yang siap melayani : pelabuhan Tengkayu I, Tengkayu II, Malundung, dan Juwata Laut. Karena itu, Kota Tarakan ini bisa menjadi salah satu pintu masuk untuk ke Kepulauan Derawan, selain melalui Berau. Mendarat di Bandara Internasional Juwata, aku menemukan sebuah bangunan yang dicap Ruang Tamu Khusus. Bangunan ini mengingatkanku

Kakaban, I`m in love

Pagi menjelang siang kapal kami berhasil merapat di dermaga kecil di tepi pantai Pulau Kakaban, setelah 30 menit perjalanan kapal dari Pulau Maratua. Tujuan kami hanya satu, Danau Kakaban. Turun dari kapal, belum terbayang gimana rasanya berenang dengan ubur-ubur yang tidak menyengat. Karena sepanjang sejarah aku snorkeling, paling takut ketemu dengan ubur-ubur. Aku mengikuti ketua rombongan melewati jalan setapak yang tersusun dari kayu dengan pegangan di sisi kanan dan sisi kiri. Hujan yang mengguyur dari pagi, membuat jalan kayu ini sangat licin sehingga kami harus extra hati-hati dalam melangkah. Jalan lurus, naik  tangga, turun tangga, melewati hutan asri dimana terdengar suara serangga saling bersahutan dan akhirnya kami sampai di dermaga kecil di tepi danau kakaban. This is it! Danau Kakaban yang terkenal dengan ubur-ubur tidak menyengat.  Beberapa orang sudah tidak sabar, langsung berenang dengan memakai alat snorkel, ada juga yang memakai kacamata renang. Kami tidak diijin