Tidak banyak tau mengenai kota Tarakan, membuatku meng-
underestimate salah satu kota di Indonesia ini. Siapa sangka kota yang jarang kudengar namanya ini adalah kota yang terletak di sebuah pulau. Siapa sangka pula bahwa bandaranya sudah Internasional! Padahal sebelum tau, aku menganggap Tarakan itu kota kecil yang hanya biasa digunakan sebagai tempat transit saja. Ternyata, Tarakan pernah menjadi salah satu pusat minyak di jaman kolonial!
Kota Tarakan terletak di sebuah pulau di wilayah utara Kalimantan Timur. Untuk jalur penerbangan, Bandara Internasional Juwata siap untuk menampung penumpang domestik maupun internasional. Untuk jalur air, ada 4 pelabuhan yang siap melayani : pelabuhan Tengkayu I, Tengkayu II, Malundung, dan Juwata Laut. Karena itu, Kota Tarakan ini bisa menjadi salah satu pintu masuk untuk ke Kepulauan Derawan, selain melalui Berau.
Mendarat di Bandara Internasional Juwata, aku menemukan sebuah bangunan yang dicap Ruang Tamu Khusus. Bangunan ini mengingatkanku akan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II di Kota Palembang puluhan tahun yang lalu, sebelum menjadi bandara Internasional. Kegunaan dari Ruang Tamu Khusus ini adalah untuk menerima atau mengantar tamu-tamu penting, seperti misalnya walikota dan gubernur. Awalnya aku cukup heran menemukan ruang tamu khusus di Bandara Internasional Juwata. Karena aku pikir, bandara ini sudah internasional dengan bayangan bangunan yang sudah megah dan seringkali menerima kunjungan wisatawan asing. Ternyata, setelah melempar pandang ke sekeliling bandara, sepertinya kata Internasional tidak didapat dari bangunan megah ataupun pengelolaan bandara yang sudah wahid. Tapi lebih ke panjang runway dan setidaknya ada penerbangan ke luar negeri yang mana sudah dilakukan oleh Bandara Juwata.
|
Bandara Internasional Juwata, Tarakan, Kalimantan Timur |
|
Ruang Tamu Khusus |
Pak Amra sudah menunggu kami di luar bandara. Beliau bertugas menjemput dan mengantar tamu yang menginap di Hotel Mutiara. Hotel Mutiara hanya sekitar 1 km dari bandara dan kota hanya berkisar 3-5 km dari bandara. Dengan fasilitas hotel untuk antar jemput dari-ke bandara, dari-ke kota, dan dari-ke pelabuhan, saya tidak pusing untuk cari-cari transportasi umum lagi untuk menjelajah kota tarakan.
|
Kamar Hotel Mutiara. Bersih dan harga terjangkau! |
|
Lapangan futsal di sebelah hotel. datang rombongan ? futsal dulu aja. |
Kami memilih untuk ke pusat kota mencari makan malam, meskipun kami tau ada kepiting kenari di dekat hotel. Namun, masih ada hari kedua di kota Tarakan. Save the best for the last! Malam itu tujuan kami "Turi Ikan Bakar". Rumah makan ini terletak di pusat kota, tak jauh dari KFC dan Grand Tarakan Mall. Kami datang pukul 19.30, persis jam makan malam.
Masuk ke dalam rumah makan dengan muka bingung, hanya tinggal 1 meja yang belum ditempati. Alamak, ramai dan penuh sekali rumah makan ini. Pramusaji hingga kewalahan melayani setiap meja. Sebagai orang baru, aku bertanya-tanya bagaimana caranya pesan makanan di rumah makan ini. Ternyata, setiap meja harus memilih ikan yang ingin dimakan di bagian dapur yang terletak di sisi belakang rumah makan ini. Tak jauh beda dari warung ikan bakar di Bali, pikirku. Tak kenal dengan harga berbagai macam ikan, tanpa ambil pusing aku segera memilih ikan bawal berwarna putih.
Setelah 1 jam menunggu, akhirnya makanan kami pun tiba. Ikan bakar beserta 5 jenis sambal dan 2 jenis acar/asinan. Tampak nikmat. Santap, santap, dan santap! 5 jenis sambal yang tersedia dibagi dari tingkat pedasnya. Ada yang sangat pedas, pedas, pedas kecut, sambal irisan tomat kecil dan sambal kecap. Untuk acarnya, tersedia acar timun-worter dan mangga muda.
|
Rumah makan Turi Ikan Bakar. ramai! |
|
Ikan bakar dan teman-temannya |
|
Tempat membakar ikan dan tomat di belakang rumah makan |
Selesai makan dan membayar di kasir. Kami sedikit shock dengan harga yang tertera di struk pembayaran. karena ternyata ikan yang saya ambil itu berharga mahal, 40000IDR per ekor! Keluar dari rumah makan, aku menertawakan keahlianku memilih sesuatu yang mahal. Kami kemudian menyusuri kota dengan berjalan kaki, menikmati malam di Kota Tarakan sembari membayangkan rencana perjalanan esok hari ke kepulauan derawan dengan kondisi musim hujan. Hadeuh..
Komentar
Posting Komentar