Pagi menjelang siang kapal kami berhasil merapat di dermaga kecil di tepi pantai Pulau Kakaban, setelah 30 menit perjalanan kapal dari Pulau Maratua. Tujuan kami hanya satu, Danau Kakaban. Turun dari kapal, belum terbayang gimana rasanya berenang dengan ubur-ubur yang tidak menyengat. Karena sepanjang sejarah aku snorkeling, paling takut ketemu dengan ubur-ubur.
Aku mengikuti ketua rombongan melewati jalan setapak yang tersusun dari kayu dengan pegangan di sisi kanan dan sisi kiri. Hujan yang mengguyur dari pagi, membuat jalan kayu ini sangat licin sehingga kami harus extra hati-hati dalam melangkah. Jalan lurus, naik
tangga, turun tangga, melewati hutan asri dimana terdengar suara serangga saling bersahutan dan akhirnya kami sampai di dermaga kecil di tepi danau kakaban. This is it! Danau Kakaban yang terkenal dengan ubur-ubur tidak menyengat.
Beberapa orang sudah tidak sabar, langsung berenang dengan memakai alat snorkel, ada juga yang memakai kacamata renang. Kami tidak diijinkan memakai kaki katak (fin), agar ubur-ubur ini tidak terluka karena hempasan kaki katak yang keras. Aku, masih bersiap-siap dengan peralatanku.
Selang beberapa menit, aku mulai menuruni anak tangga untuk berenang mencari ubur-ubur. Tidak perlu berenang jauh dari dermaga, aku sudah menemukan satu ubur-ubur sedang bergerak kesana kemari. Ubur-ubur yang aku temui berwarna krem dengan bagian atas yang tampak seperti tempurung dan bagian bawah yang terdiri dari beberapa kaki/tentakel. Aku mendekat dan menyentuh tempurungnya. Detik itu juga, aku langsung jatuh cinta dengan mahluk ciptaan Tuhan yang satu ini. Dia begitu lembut, begitu menawan dan sangat memikat hati! Oh Tuhan, aku jatuh cinta!!
Aku berenang lagi, menjauh dari dermaga. Banyak ubur-ubur yang datang menghampiri dan kulihat jenis ubur-ubur yang lain. Bening dan tidak memiliki kaki-kaki. Hanya ada seperti rambut-rambut halus di sisi bawah tempurungnya. Baru kali ini aku berenang dan merasa aman di sekitar ubur-ubur.
Semakin lama berenang, aku semakin kagum. Berlama-lama mendiamkan diri hanya untuk memperhatikan gerak gerik mereka. Sayangnya hujan deras turun, aku jadi terburu-buru untuk keluar dari danau karena ga tahan dingin. Andai cuaca cerah, aku pasti jadi orang terakhir yang keluar dari danau.
|
Awal mula perjalanan |
|
Jalan kayu yang licin |
|
Hampir sampai, di kanan kiri ada gazebo untuk beristirahat |
|
Dermaga kecil tepi danau kakaban |
|
Ubur-ubur tidak menyengat |
|
Cantik! |
|
Seorang teman dan ubur-ubur bening |
Catatan : kalau berenang disini, bergeraklah berlahan. Agak ubur-ubur tidak terluka atau mati karna terkena kepakan kaki kita :)
Apa itu Kakaban ? baca
ini dulu. foto adalah koleksi pribadi dan
kakaban trip.
Komentar
Posting Komentar