Tahun 1990an
Namaku Ignasia, dan aku masih anak SD. Aku sering ikut orang tuaku pergi ke Jakarta atau Yogyakarta, menggunakan Merpati Nusantara ataupun Garuda Indonesia. Gaya`ku selalu sama saat bepergian jauh. Celana jeans, tas gendong merah jambu dengan memakai jaket serta sepatu, tomboy abis lah pokoknya.
"Diberitahukan kepada seluruh penumpang merpati nusantara, tujuan Jakarta. Silahkan naik ke pesawat"....yak, informasi sudah didengar. aku pasti langsung dengan girang ngantri di pintu keberangkatan sembari membawa boarding pass`ku sendiri. Begitu masuk ke pesawat, cari tempat duduk sesuai nomer tempat duduk. Setelah duduk manis dan memakai seat belt, aku langsung melihat keluar melalui jendela pesawat. Nikmat rasanya, bisa mengcapture keadaan yang kelak jadi memori di masa depan.
Kalau tidak salah ingat, harga tiket pesawat berkisar 50000IDR-100000IDR per orang. Aku dan kakak-kakakku biasa ikut program anak sekolah berprestasi. Jika penumpang adalah anak sekolah yang mendapat rangking 1, 2, atau 3 di kelasnya. Maka akan mendapat discount pelajar 25%-45%. Tinggal fotokopi raport, pembelian tiket langsung didiscount! Seneng donk, beli tiket dapet discount karna rangking kelas. Sayang, beberapa tahun kemudian, programnya dihapus. Gak ada discount anak sekolah lagi deh :(
Tahun 2012
Sudah lama aku gak menikmati penerbangan bersama Merpati Airlines. Karena namanya sempat tidak terdengar di rute penerbangan yang biasa aku gunakan. Sampai pada akhirnya, pada tanggal 22 September 2012 dan 25 September 2012, aku berjumpa lagi dengan Merpati Nusantara di program dirgahayu 50 tahun Merpati. Dengan rute penerbangan Denpasar - Labuan Bajo pp.
Begitu masuk pesawat dan duduk di kursiku, kemudian aku melihat keluar melalui jendela. Aku kembali terbayang kala aku masih kecil dengan tas gendong dan jaketku saat aku bepergian bersama orang tuaku dan menikmati penerbangan bersama Merpati Nusantara.
Terima kasih Merpati Nusantara, untuk memori yang indah. Tetaplah berjaya selalu, meski kesulitan datang menerpa :)
Namaku Ignasia, dan aku masih anak SD. Aku sering ikut orang tuaku pergi ke Jakarta atau Yogyakarta, menggunakan Merpati Nusantara ataupun Garuda Indonesia. Gaya`ku selalu sama saat bepergian jauh. Celana jeans, tas gendong merah jambu dengan memakai jaket serta sepatu, tomboy abis lah pokoknya.
"Diberitahukan kepada seluruh penumpang merpati nusantara, tujuan Jakarta. Silahkan naik ke pesawat"....yak, informasi sudah didengar. aku pasti langsung dengan girang ngantri di pintu keberangkatan sembari membawa boarding pass`ku sendiri. Begitu masuk ke pesawat, cari tempat duduk sesuai nomer tempat duduk. Setelah duduk manis dan memakai seat belt, aku langsung melihat keluar melalui jendela pesawat. Nikmat rasanya, bisa mengcapture keadaan yang kelak jadi memori di masa depan.
Kalau tidak salah ingat, harga tiket pesawat berkisar 50000IDR-100000IDR per orang. Aku dan kakak-kakakku biasa ikut program anak sekolah berprestasi. Jika penumpang adalah anak sekolah yang mendapat rangking 1, 2, atau 3 di kelasnya. Maka akan mendapat discount pelajar 25%-45%. Tinggal fotokopi raport, pembelian tiket langsung didiscount! Seneng donk, beli tiket dapet discount karna rangking kelas. Sayang, beberapa tahun kemudian, programnya dihapus. Gak ada discount anak sekolah lagi deh :(
Tahun 2012
Sudah lama aku gak menikmati penerbangan bersama Merpati Airlines. Karena namanya sempat tidak terdengar di rute penerbangan yang biasa aku gunakan. Sampai pada akhirnya, pada tanggal 22 September 2012 dan 25 September 2012, aku berjumpa lagi dengan Merpati Nusantara di program dirgahayu 50 tahun Merpati. Dengan rute penerbangan Denpasar - Labuan Bajo pp.
Begitu masuk pesawat dan duduk di kursiku, kemudian aku melihat keluar melalui jendela. Aku kembali terbayang kala aku masih kecil dengan tas gendong dan jaketku saat aku bepergian bersama orang tuaku dan menikmati penerbangan bersama Merpati Nusantara.
Terima kasih Merpati Nusantara, untuk memori yang indah. Tetaplah berjaya selalu, meski kesulitan datang menerpa :)
Aku dan temanku sesaat setelah mendarat di labuan bajo |
Komentar
Posting Komentar